BERSEPEDA, SIAPA
TAKUT??
Taukah
kawan? Kota Yogyakarta kini sudah banyak berubah. Hal ini terjadi karena
ledakan penduduk dengan angka kelahiran yang tinggi, serta urbanisasi yang membuat
perkotaan menjadi padat penduduk. Sebagai penunjang kebutuhan penduduk itulah, yang
menyebabkan pabrik semakin banyak didirikan, rumah yang didesain semakin bagus
demi kepentingan trend pribadi, serta upaya pembangunan fasilitas umum lainnya
tanpa memikirkan dampak lingkungan sekitar. Sehingga kebutuhan penduduk di
perkotaan menjadi sangat banyak dan menuntut segala hal kian praktis, canggih,
dan modern. Tidak diherankan lagi, kalau kota kini menjadi mayoritas utama
setiap orang untuk mengais rezeki.
Dengan tercukupinya
materi dan kebutuhan yang ada, kini setiap penduduk menjadikan kendaraan
bermotor ataupun mobil sebagai sarana dan prasarana yang penting bagi mereka. Selain
cepat, kendaraan tersebut tidak memerlukan tenaga yang berlebih. Hanya
bermodalkan bensin, kendaraan bermotor menjadi sangat dibutuhkan karena
kepraktisannya di perkotaan. Terutama bagi orang-orang yang diharuskan datang tepat
waktu misalnya saja pegawai, anak-anak sekolah, dan sebagainya. Fakta tersebut
pasti menimbulkan dampak baik maupun buruk. Dampak baiknya antara lain, dapat
dengan mudah mendapatkan sesuatu, lebih praktis, tidak membuang banyak waktu,
mempunyai karier yang bagus, lebih percaya diri, serta kedudukan sosial di dalam
masyarakat. Sedangkan dampak buruknya yaitu, udara semakin panas dan penuh
dengan polusi, global warming, dan yang sangat mengkhawatirkan yakni timbulnya KEMACETAN! Satu kata yang sudah sering
didengar terutama di ibu kota Indonesia yaitu DKI Jakarta. Tidak dapat kita
bayangkan, kalau hal itu terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang selama ini
identik sebagai kota yang hijau, nyaman, penduduknya ramah, dan kotanya masih
jauh dari keramaian seperti di Jakarta.